Sejarah
Fadli Zon Mengatakan DPR Telah Memulai Pengujian Publik untuk Mengubah Sejarah
Sejarah di Indonesia sedang ditulis ulang melalui pengujian publik, tetapi peristiwa sensitif apa yang akan membentuk narasi baru ini? Temukan rinciannya.

Saat kita memulai fase pengujian publik untuk penulisan ulang sejarah nasional Indonesia, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan komitmen proyek ini terhadap inklusivitas dan integritas akademik. Inisiatif ini bertujuan untuk membangun narasi yang mencerminkan beragam perspektif yang menjadi bagian dari sejarah kaya Indonesia. Dengan melibatkan sejarawan dan masyarakat, kita mengambil langkah penting untuk memastikan keakuratan sejarah dan meningkatkan keterlibatan publik.
Kegiatan awal dari fase pengujian publik ini telah dimulai di Universitas Andalas, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin. Institusi-institusi ini menjadi platform penting untuk mengumpulkan masukan dan wawasan dari kalangan akademisi maupun masyarakat.
Dengan sekitar 113 sejarawan dari 34 universitas yang berkolaborasi selama tujuh bulan terakhir, kita dapat mengharapkan narasi sejarah yang komprehensif dan bernuansa. Keterlibatan kelompok sejarawan yang beragam ini menegaskan pentingnya berbagai sudut pandang dalam menciptakan catatan sejarah Indonesia yang inklusif.
Fadli Zon menegaskan perlunya menangani peristiwa sejarah yang sensitif secara tepat, terutama tragedi Mei 1998. Mengakui momen-momen penting ini sangat penting untuk mengembangkan narasi yang jujur dan sesuai hati nurani yang dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ini ditangani dengan keseriusan yang layak, kita mendorong budaya transparansi dan akuntabilitas yang sangat penting dalam masyarakat demokratis.
Sebagai bagian dari inisiatif yang lebih luas dari Kementerian Kebudayaan, pengujian publik ini direncanakan akan resmi diluncurkan pada Juli 2025, meskipun tanggal pastinya belum diumumkan. Jadwal ini menunjukkan komitmen terhadap ketelitian daripada kecepatan, memungkinkan proses refleksi yang bertujuan mendapatkan catatan sejarah yang paling akurat.
Peran keterlibatan masyarakat dalam fase ini sangat penting; hal ini memungkinkan kita membentuk sejarah bersama secara kolaboratif. Partisipasi masyarakat dalam membentuk narasi sejarah Indonesia bukan sekadar formalitas; ini memberdayakan warga negara untuk merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap sejarah mereka.