Infrastruktur
Infrastruktur Digital di Papua – Mewujudkan Internet Cepat di Daerah Terpencil
Jelajahi bagaimana inisiatif pemerintah seperti Internet Merdeka mengupayakan infrastruktur digital di Papua dan tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkannya.

Bayangkan berdiri di lereng bukit yang subur dan terpencil di Papua, di mana udara dipenuhi dengan dengungan lembut alam dan potensi transformasi digital. Anda mungkin sadar bahwa akses internet cepat di daerah terpencil seperti ini bukan sekadar kemewahan, melainkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan komunikasi. Inisiatif pemerintah, seperti program Internet Merdeka, bertujuan untuk menjembatani kesenjangan ini dengan membangun infrastruktur penting. Namun, tantangannya seberagam medan itu sendiri, melibatkan perencanaan strategis dan kolaborasi. Jadi, apa yang sebenarnya akan terjadi dengan lanskap digital Papua di masa depan?
Inisiatif Akses Internet

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya bagaimana Papua, dengan medan yang menantang, menangani masalah akses internet. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemenkominfo), bersama dengan BAKTI, membuat kemajuan signifikan dengan membangun sembilan stasiun pemancar dasar (BTS) di daerah terpencil. Stasiun-stasiun ini sangat penting dalam meningkatkan akses internet dan memperbaiki pelayanan publik.
Program Internet Merdeka, yang diluncurkan pada tahun 2010, semakin memperkuat upaya ini dengan menyediakan BTS bertenaga surya di daerah perbatasan. Program ini memfasilitasi komunikasi yang efektif dan mendukung sektor-sektor vital seperti pendidikan dan layanan kesehatan.
Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menghubungkan semua 41 kabupaten di Papua dan Papua Barat, memastikan pembangunan yang merata di seluruh wilayah. Sekolah-sekolah di Puncak Jaya sekarang menikmati akses internet dengan kecepatan 10 Mbps, mempromosikan literasi digital dan penggunaan internet yang bertanggung jawab di kalangan siswa. Inisiatif ini menegaskan dedikasi untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang didorong secara digital.
Selain itu, penyebaran kabel serat optik dan satelit yang terus-menerus sangat penting untuk membangun infrastruktur internet berkecepatan tinggi. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk menguntungkan generasi mendatang, memastikan bahkan daerah-daerah terpencil di Papua memiliki akses ke dunia digital.
Pendekatan komprehensif ini menandai era transformasi untuk akses internet di Papua.
Mengatasi Tantangan Pembangunan
Meskipun kemajuan signifikan sedang dilakukan dalam memperluas akses internet di seluruh Papua, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Kondisi geografis yang beragam menciptakan hambatan yang tangguh, mempersulit transportasi dan membuat pemasangan base transceiver station (BTS) menjadi sulit. Tantangan-tantangan ini diperparah oleh masalah seperti akuisisi lahan dan proses birokrasi untuk mendapatkan izin yang diperlukan. Di banyak daerah terpencil, ketiadaan infrastruktur dasar semakin menghambat upaya untuk memperluas konektivitas internet, yang sangat penting untuk meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah sangat penting untuk menavigasi rintangan regulasi ini dan memastikan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan bekerja sama, para pemangku kepentingan dapat mengatasi masalah ini dan mempromosikan pembangunan yang adil di seluruh Indonesia. Berikut adalah gambaran tantangan utama:
Tantangan | Dampak | Solusi |
---|---|---|
Hambatan Geografis | Transportasi sulit dan pemasangan BTS | Solusi infrastruktur inovatif |
Akuisisi Lahan | Penundaan proyek infrastruktur | Proses dan negosiasi yang efisien |
Hambatan Regulasi | Persetujuan izin yang lambat | Kemitraan kuat dengan pemerintah daerah |
Meskipun terdapat hambatan-hambatan ini, komitmen untuk mengatasinya tetap teguh, menekankan pentingnya pertumbuhan inklusif dan memastikan bahwa bahkan daerah yang paling terpencil dapat menikmati manfaat dari internet yang cepat dan andal.
Program Internet Merdeka

Diluncurkan pada tahun 2010, Program Internet Merdeka bertujuan untuk meningkatkan akses internet di daerah-daerah terpencil di Indonesia, dengan fokus pada wilayah seperti Papua dan Papua Barat. Inisiatif ini berupaya menjembatani kesenjangan digital dengan menerapkan berbagai teknologi. Secara khusus, program ini telah melihat BAKTI menerapkan Stasiun Pemancar Basis (BTS) bertenaga surya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, terutama di daerah perbatasan. Stasiun-stasiun ini mendukung layanan pendidikan dan kesehatan lokal, yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah yang kurang terlayani ini.
Selain BTS, program ini juga mencakup pemasangan kabel serat optik dan satelit. Pendekatan ganda ini dirancang untuk memastikan infrastruktur internet berkecepatan tinggi mencapai bahkan komunitas yang paling terpencil. Pada tahun 2020, program ini bertujuan untuk menghubungkan semua 41 kabupaten di Papua dan Papua Barat, langkah penting menuju pengembangan yang adil di seluruh Indonesia.
Program Internet Merdeka tidak hanya tentang konektivitas; ini tentang mempersiapkan generasi mendatang untuk kemajuan teknologi. Dengan meningkatkan layanan digital, inisiatif ini mendukung peluang pendidikan dan ekonomi, berusaha untuk meningkatkan pembangunan keseluruhan di wilayah tersebut.
Fokus pada akses internet ini menyoroti komitmen yang lebih luas untuk memastikan pertumbuhan inklusif dan peningkatan standar hidup.
Usaha Kolaborasi Pemerintah
Berdasarkan kemajuan teknologi yang dicapai melalui Program Internet Merdeka, kolaborasi antara entitas pemerintah telah menjadi landasan dalam mengatasi kesenjangan infrastruktur telekomunikasi di Papua.
Pada tanggal 8 November 2023, pertemuan Rakor di Jayapura menandai formalitas kemitraan antara BAKTI dan Diskominfo Papua. Aliansi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh geografi Papua dan keragaman budaya serta regulasi di sana.
Kerjasama pemerintah daerah sangat penting. Dengan bekerja sama, otoritas regional dapat lebih baik menavigasi rintangan yang menghambat pengembangan telekomunikasi. Markus Sraun, Kepala Diskominfo Teluk Bintuni, menyoroti pentingnya inisiatif lokal dalam mencapai konektivitas internet penuh di seluruh Indonesia pada tahun 2024. Optimismenya menekankan peran upaya yang ditargetkan dalam menjembatani kesenjangan digital.
Program Solusi Ekosistem Digital BAKTI adalah komponen penting lainnya. Dengan berfokus pada daerah terpencil, yang dikenal sebagai 3T, program ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal.
Kolaborasi yang sedang berlangsung antara pemerintah daerah dan BAKTI diharapkan dapat meningkatkan penyampaian layanan dan mengurangi disparitas telekomunikasi. Melalui upaya ini, Papua yang lebih terhubung tampaknya semakin dapat dicapai, membuka jalan bagi dampak sosial yang lebih luas tanpa terjun ke dalam spesifik ekonomi.
Manfaat Ekonomi dari Konektivitas

Melalui konektivitas internet yang ditingkatkan di Papua, Anda akan melihat peningkatan signifikan dalam ekonomi lokal. Proyeksi menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 kali lipat, berkat akses yang lebih baik ke sumber daya digital dan pasar yang lebih luas. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penyebaran Stasiun Pemancar Basis 4G (BTS) di daerah terpencil, yang memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dan menarik investasi di bisnis lokal.
Sektor seperti pertanian dan pariwisata, pada khususnya, akan mendapat manfaat dari lompatan teknologi ini.
Dengan infrastruktur telekomunikasi yang ditingkatkan, usaha kecil dan menengah (UKM) mendapatkan akses ke pasar nasional dan internasional, mendorong semangat kewirausahaan di kalangan komunitas lokal. Konektivitas ini tidak hanya mendorong pertumbuhan bisnis tetapi juga menciptakan peluang kerja, yang selanjutnya merangsang aktivitas ekonomi.
Akses ke sumber daya digital mengarah pada penurunan harga barang dan jasa penting, berkat konektivitas logistik yang ditingkatkan. Hal ini membuat kehidupan lebih terjangkau bagi penduduk di daerah terpencil, meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain itu, inisiatif seperti Program Solusi Ekosistem Digital dan Program Kemitraan BUMDes oleh BAKTI bertujuan untuk memicu pengembangan ekonomi di desa-desa. Program-program ini bekerja untuk menciptakan lanskap ekonomi yang lebih setara di seluruh Papua, menjembatani kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Kota Cerdas dan Infrastruktur Digital
Inisiatif kota pintar di Papua mengubah cara komunitas berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan mengintegrasikan infrastruktur digital yang canggih. Transformasi ini bertumpu pada konsep kota pintar yang menekankan pada tata kelola pintar, infrastruktur, ekonomi, kehidupan, orang, dan lingkungan. Elemen-elemen ini bertujuan untuk meningkatkan layanan publik dan meningkatkan kepuasan masyarakat, memastikan bahwa bahkan daerah terpencil di Papua mendapatkan manfaat dari konektivitas yang kuat.
Infrastruktur digital yang memadai sangat penting untuk pengembangan kota pintar, menyediakan tulang punggung untuk konektivitas dan inovasi. Inisiatif Gerakan Menuju 100 Smart City memainkan peran penting, dengan fokus pada identifikasi dan pengembangan 100 wilayah di seluruh Indonesia, termasuk Papua. Inisiatif ini memprioritaskan perencanaan yang efektif dan pemanfaatan sumber daya, yang penting untuk mendorong kemajuan digital baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Kolaborasi dengan BAKTI Kominfo sangat penting, karena menawarkan dukungan teknologi yang diperlukan untuk menerapkan inisiatif ini. Dengan meningkatkan infrastruktur, BAKTI memastikan bahwa proyek kota pintar dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.
Upaya saat ini diarahkan pada pemetaan inisiatif dan pengamanan sumber pendanaan, dengan tujuan perencanaan yang komprehensif dan pencapaian tonggak pembangunan yang jelas. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan bahwa proyek kota pintar di Papua tidak hanya direncanakan tetapi juga dapat dicapai, membawa manfaat jangka panjang bagi konektivitas dan kualitas hidup di wilayah tersebut.
Perencanaan dan Peluang Masa Depan

Memetakan masa depan infrastruktur digital di Papua melibatkan penyusunan rencana strategis dan memanfaatkan peluang yang muncul.
Anda memiliki penyelesaian 5.618 Base Transceiver Station (BTS) di cakrawala, dengan 4.990 sudah didirikan pada akhir 2023. Infrastruktur ini sangat penting untuk meningkatkan konektivitas dan menjembatani kesenjangan digital.
Namun perjalanan tidak berhenti di situ. Perencanaan masa depan mencakup pembuatan rencana induk untuk inisiatif kota pintar di area wisata utama dan ibukota negara baru. Untuk wilayah yang belum memiliki rencana, akan diberikan dukungan untuk memastikan mereka tidak tertinggal.
Kolaborasi adalah pilar lain untuk kesuksesan. BAKTI dan pemerintah daerah perlu bekerja sama untuk mengidentifikasi sumber pendanaan dan memastikan pelaksanaan proyek infrastruktur digital yang efektif.
Program Solusi Ekosistem Digital memainkan peran penting di sini, bertujuan untuk meningkatkan konektivitas di daerah terpencil. Program ini bukan hanya tentang akses internet; ini tentang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberdayakan komunitas.
Integrasi infrastruktur digital dengan sektor ekonomi produktif sangat penting. Ini memastikan manfaat yang setara menjangkau semua komunitas Papua, terutama yang berada di daerah yang kurang terlayani, membuka jalan untuk pengembangan regional yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Anda telah melihat bagaimana infrastruktur digital di Papua mengubah daerah terpencil melalui inisiatif seperti program Internet Merdeka. Tentu saja, ada tantangan seperti geografi yang beragam, tetapi kemitraan strategis dan penyebaran serat optik mengatasinya. Ini bukan hanya tentang konektivitas; ini tentang meningkatkan ekonomi lokal dalam pertanian dan pariwisata. Seiring dengan pertumbuhan literasi digital, potensi untuk pengembangan kota pintar juga meningkat. Jalan ke depan sangat menjanjikan, dan dengan kolaborasi yang terus berlanjut, manfaatnya hanya akan berlipat ganda.
Infrastruktur
Inovasi Layanan Pertamina: Nomor Pelaporan untuk Masalah Bahan Bakar
Inisiatif oleh Pertamina memperkenalkan nomor pelaporan langsung untuk masalah bahan bakar, tetapi bagaimana ini akan membentuk kembali kepercayaan publik dan akuntabilitas?

Seiring dengan kekhawatiran mengenai kualitas bahan bakar dan potensi korupsi yang terus berlanjut, PT Pertamina mengambil langkah proaktif untuk memulihkan kepercayaan publik melalui solusi layanan yang inovatif. Salah satu inisiatif paling signifikan adalah pengenalan nomor kontak pribadi, 0814-1708-1945, yang dirancang untuk masyarakat melaporkan masalah kualitas bahan bakar secara langsung. Inisiatif ini menandai pergeseran menuju peningkatan transparansi dan akuntabilitas, memungkinkan kami, masyarakat, untuk berperan aktif dalam memantau kualitas bahan bakar dan mengatasi kekhawatiran akan adulterasi dan korupsi.
Dengan menyediakan jalur langsung untuk melaporkan masalah, Pertamina mengakui bahwa kami, sebagai konsumen, memiliki kepentingan dalam kualitas bahan bakar yang kami gunakan. Ini bukan hanya tentang mengisi tangki kami; ini tentang memastikan apa yang kami masukkan ke dalam kendaraan kami memenuhi standar yang kami harapkan dan layak dapatkan. Nomor kontak pribadi ini adalah alat yang sangat penting untuk mendorong keterlibatan publik, memungkinkan kami untuk menyuarakan kekhawatiran kami dan berkontribusi pada sistem manajemen bahan bakar yang lebih akuntabel.
Saat ini, kami dapat mengirimkan laporan melalui SMS, yang merupakan cara yang nyaman dan segera untuk mengkomunikasikan setiap ketidaksesuaian yang kami temui. Komitmen Pertamina untuk memperbaiki sistem ini terlihat jelas, karena mereka berencana untuk memperkenalkan komunikasi WhatsApp segera, membuatnya bahkan lebih mudah bagi kami untuk melaporkan masalah.
Kemudahan akses adalah kunci di sini; semakin mudah prosesnya, semakin besar kemungkinan kami akan terlibat dengannya. Inisiatif ini melengkapi call center Pertamina yang sudah ada, yang dapat dihubungi di nomor 135, yang lebih mendukung kemampuan kami untuk melaporkan keluhan dan mencari bantuan.
Mengerti bahwa kepercayaan dibangun atas dasar transparansi, langkah Pertamina untuk memberdayakan kami dengan cara ini patut dipuji. Ini bukan hanya tentang mengatasi masalah saat mereka muncul; ini tentang menciptakan dialog berkelanjutan antara publik dan Pertamina.
Dialog ini sangat penting dalam iklim di mana tuduhan korupsi dalam pengelolaan minyak telah mencoreng reputasi perusahaan dari tahun 2018 hingga 2023. Dengan mendorong kami untuk melaporkan kekhawatiran, Pertamina secara efektif menyatakan bahwa mereka menghargai masukan kami dan serius tentang melakukan perbaikan.
Infrastruktur
Kepala Rt/Rw di Cinere Dalam Sorotan: Didenda Rp 40 Miliar Setelah Menolak Jembatan dan Tindakan Warga
Yayasan masyarakat Cinere kini menanti dampak dari denda Rp 40 miliar yang dijatuhkan kepada pemimpin RT/RW setelah penolakan pembangunan jembatan. Apa langkah selanjutnya?

Denda terbaru sebesar Rp 40 miliar terhadap para pemimpin RT/RW di Cinere menimbulkan pertanyaan serius tentang akuntabilitas dalam tata kelola komunitas. Keputusan ini, yang berasal dari penolakan mereka untuk membangun jembatan yang sangat dibutuhkan, mencerminkan frustrasi yang meningkat di antara penduduk terkait representasi dan keselamatan. Seiring berlanjutnya protes, implikasi dari keputusan ini dapat menjadi preseden untuk akuntabilitas kepemimpinan di masa depan. Sangat penting untuk mempertimbangkan bagaimana kisah yang sedang berkembang ini bisa mempengaruhi dinamika komunitas dan tata kelola di Cinere.
Kepala RT/RW di Cinere mendapati diri mereka berada di bawah pengawasan setelah Pengadilan Tinggi Bandung memerintahkan mereka untuk membayar Rp 40 miliar, keputusan yang berasal dari penolakan mereka untuk mengizinkan pembangunan jembatan penting yang menghubungkan Perumahan Cinere ke perumahan CGR. Putusan ini terdiri dari Rp 20 miliar yang ditetapkan untuk kerugian material dan tambahan Rp 20 miliar untuk kerugian immaterial. Awalnya, Pengadilan Negeri setempat menolak kasus tersebut, yang kini telah mengambil giliran dramatis, menyoroti implikasi hukum yang mengelilingi kepemimpinan komunitas dan tanggung jawabnya.
Seiring kita menggali lebih dalam masalah ini, kita melihat bahwa penduduk Cinere telah bersatu, secara vokal memprotes putusan pengadilan. Banyak yang menyatakan bahwa pemimpin RT dan RW tidak dapat mewakili kepentingan mereka dalam hal-hal penting. Beberapa penduduk telah mengungkapkan kekhawatiran serius tentang keamanan dan keselamatan. Mereka berargumen bahwa kurangnya rute langsung ke perumahan CGR telah secara historis menyebabkan peningkatan tingkat kejahatan di lingkungan mereka. Protes mereka menekankan perlunya sebuah jembatan, tidak hanya sebagai penghubung fisik, tetapi sebagai sarana untuk memastikan keamanan komunitas.
Sanksi finansial yang dikenakan pada kepemimpinan RT/RW menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas pemimpin komunitas. Sebagai pelayan komunitas, para pemimpin ini harus menavigasi lanskap hukum yang kompleks sambil menyeimbangkan kebutuhan dan kekhawatiran konstituen mereka. Seruan untuk banding ke Mahkamah Agung menunjukkan niat mereka untuk menantang putusan, mencari keadilan tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk komunitas yang mereka layani.
Lebih lanjut, mereka telah mengajukan keluhan kepada Komisi Yudisial, dengan tujuan mengatasi ketidakadilan yang dirasakan dalam proses pengambilan keputusan. Kasus ini berfungsi sebagai pengingat penting tentang implikasi hukum yang mengelilingi kepemimpinan komunitas. Ini menggambarkan bagaimana keputusan yang dibuat oleh pemimpin lokal dapat memiliki konsekuensi jangkauan jauh, baik secara finansial maupun sosial.
Ketegangan yang sedang berlangsung antara kepemimpinan RT/RW dan penduduk mencerminkan perjuangan yang lebih luas untuk representasi dan akuntabilitas dalam komunitas kita. Kita harus bertanya pada diri kita sendiri bagaimana kita dapat memastikan bahwa para pemimpin kita memprioritaskan kesejahteraan dan keselamatan penduduk yang mereka wakili.
Saat kita mengikuti kisah yang terus berkembang ini, penting untuk diingat bahwa kepemimpinan komunitas memerlukan tidak hanya otoritas tetapi juga komitmen mendalam untuk mendengarkan dan merespons suara rakyat. Hasil dari kasus ini mungkin menetapkan preseden tentang bagaimana masalah komunitas ditangani di masa depan, membentuk hubungan antara pemimpin dan penduduk di Cinere dan seterusnya.
Infrastruktur
Bandara IKN VVIP: Proses Pemulihan Setelah Banjir
Kondisi darurat di Bandara IKN VVIP setelah banjir memicu upaya pemulihan yang mendesak, namun tantangan infrastruktur yang lebih dalam menanti untuk diatasi.

Banjir baru-baru ini di Bandara VVIP IKN telah menekankan urgensi untuk strategi pemulihan yang efektif. Kami telah segera memulai operasi pemompaan dan pembersihan untuk mengembalikan keadaan normal, tetapi kejadian ini mengungkapkan masalah yang lebih dalam: infrastruktur kita saat ini tidak cukup tangguh. Sistem drainase yang tersumbat dan praktik pemeliharaan yang tidak memadai telah terungkap, mendorong kami untuk memikirkan kembali teknik pengelolaan banjir kami. Jika kita benar-benar ingin memperkuat infrastruktur kita, sangat penting untuk mengeksplorasi solusi desain inovatif dan strategi manajemen yang lebih maju ke depannya.
Saat kita merenungkan insiden banjir baru-baru ini di Bandara VVIP IKN pada tanggal 24 Januari 2025, jelas bahwa proses pemulihan telah mengungkapkan wawasan kritis tentang kerentanan infrastruktur kita. Hujan lebat pada hari itu menyebabkan akumulasi air yang signifikan di sekitar area terminal, mengangkat kekhawatiran tentang strategi pengelolaan banjir kita. Meskipun air banjir surut dengan cepat, meninggalkan kita dengan rasa urgensi, akibatnya mengungkapkan kerapuhan ketahanan infrastruktur kita.
Langkah-langkah respons cepat yang kita saksikan patut dipuji. Tim bekerja tanpa kenal lelah untuk memompa air dan memulai upaya pembersihan, dengan tujuan mengembalikan operasi normal di bandara. Namun, insiden ini harus mendorong kita untuk mempertimbangkan lebih dari sekadar pemulihan segera. Sistem drainase yang tersumbat, yang diidentifikasi sebagai penyebab utama banjir, menandakan masalah yang lebih dalam yang tidak bisa kita abaikan. Inspeksi rutin dan pemeliharaan sekarang bukan hanya rekomendasi; mereka telah menjadi kebutuhan jika kita berniat untuk melindungi infrastruktur kita dari bencana di masa depan.
Saat kita menavigasi tantangan ini, kita harus mendukung pendekatan komprehensif terhadap pengelolaan banjir. Infrastruktur kita seharusnya tidak hanya dirancang untuk menahan pola cuaca rata-rata tetapi juga harus cukup tangguh untuk menangani kondisi ekstrem seperti yang kita hadapi. Bandara, yang saat ini hanya selesai 50% dalam kemajuan konstruksinya, memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi proyek masa depan. Dengan menggabungkan teknik pengelolaan banjir yang canggih dan desain inovatif, kita dapat meningkatkan kapasitasnya untuk melayani pejabat pemerintah dan tamu negara tanpa rasa takut akan gangguan.
Sangat penting bahwa kita mengakui insiden ini sebagai panggilan untuk bangun. Kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa infrastruktur kita dibangun dengan wawasan dan ketahanan dalam pikiran. Pelajaran yang dipetik dari banjir ini harus memicu tekad kita untuk menerapkan langkah-langkah proaktif. Kita tidak boleh membiarkan kepuasan diri membuat kita rentan; sebaliknya, kita harus merangkul budaya penilaian dan peningkatan yang berkelanjutan.
-
Uncategorized2 bulan ago
Pembunuh Satpam di Bogor Memberikan Rp 5 Juta untuk Menyuruh Saksi Diam
-
Olahraga2 bulan ago
Tim Nasional Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026? Ini yang Perlu Anda Ketahui
-
Kesehatan2 bulan ago
Manfaat dan Risiko Penggunaan Daun Kratom yang Perlu Anda Ketahui
-
Olahraga2 bulan ago
Kesalahan Onana, Brighton Amankan 3 Poin dari MU di Old Trafford
-
Politik2 bulan ago
Trump Dilaporkan Ingin Memindahkan 2 Juta Penduduk Gaza ke Indonesia, Apa Implikasinya?
-
Tradisi3 bulan ago
Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Tradisi Papua
-
Politik2 bulan ago
Kejaksaan Agung Menangkap Buronan Tom Lembong dalam Kasus Impor Gula
-
Infrastruktur2 bulan ago
Jalan Tol Surabaya-Sidoarjo: Fakta Terbaru yang Terungkap