Lingkungan
Inisiatif Lingkungan Freeport di Papua – Mengurangi Dampak Operasional
Hikmati bagaimana inisiatif lingkungan Freeport di Papua mengubah limbah menjadi kekayaan sambil melibatkan komunitas dalam pelestarian ekologi. Apa dampaknya?

Bayangkan sebuah permadani yang ditenun dengan benang inovasi dan keberlanjutan—ini adalah apa yang diwakili oleh inisiatif lingkungan Freeport di Papua. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana sebuah perusahaan pertambangan dapat menyeimbangkan operasinya dengan pengelolaan lingkungan. Freeport Indonesia menghadapi tantangan ini secara langsung dengan mengubah limbah menjadi kekayaan, memanfaatkan jutaan ton tailing untuk infrastruktur lokal. Mereka tidak berhenti di sana; upaya lainnya termasuk penanaman mangrove dan reklamasi habitat. Bagaimana inisiatif-inisiatif ini tidak hanya sejalan dengan kepatuhan tetapi juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelestarian ekologi? Temukan bagaimana strategi-strategi ini berkembang dan dampak luasnya.
Gambaran Umum PT Freeport Indonesia

Didirikan lebih dari 50 tahun yang lalu, PT Freeport Indonesia berdiri sebagai pilar dalam industri pertambangan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia melalui ekstraksi sejumlah besar emas, perak, dan tembaga.
Saat Anda menjelajahi dampak perusahaan ini, Anda akan melihat komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip pertambangan berkelanjutan. Mereka telah mengadopsi filosofi "pertambangan untuk kehidupan", yang menekankan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana mereka menyeimbangkan aktivitas ekonomi dengan tanggung jawab ekologis. PT Freeport Indonesia terlibat dalam perdebatan yang sedang berlangsung tentang dampak lingkungan dari pertambangan. Mereka fokus pada praktik-praktik bertanggung jawab untuk mengurangi efek ekologis di Papua.
Pendekatan mereka mencakup pengoperasian tiga fasilitas pengelolaan limbah di mana mereka menerapkan prinsip hierarki limbah seperti pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. Upaya ini bertujuan untuk meminimalkan pembangkitan limbah di sumbernya.
Sangat menarik untuk melihat bagaimana PT Freeport Indonesia telah mengembangkan praktik-praktik inovatif untuk mengubah limbah pertambangan menjadi produk ramah lingkungan. Ini tidak hanya mengatasi tantangan lingkungan tetapi juga mendukung perekonomian lokal.
Inisiatif mereka mendorong Anda untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari pertambangan berkelanjutan terhadap lingkungan dan komunitas yang terlibat. Bagaimana upaya-upaya seperti ini membentuk masa depan pertambangan di Indonesia?
Praktik Pengelolaan Limbah Berkelanjutan
Saat Anda menjelajahi praktik berkelanjutan di PT Freeport Indonesia, perhatian secara alami beralih ke strategi pengelolaan limbah mereka yang komprehensif. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana operasi penambangan besar dapat secara efektif mengelola limbah. PT Freeport Indonesia menerapkan prinsip hierarki limbah dengan memprioritaskan pengurangan limbah pada sumbernya. Mereka bertujuan untuk meminimalkan volume limbah sebelum fokus pada penggunaan kembali dan daur ulang material, yang membantu mengurangi dampak operasional mereka di Papua.
Mereka telah mendirikan tiga fasilitas pengelolaan limbah yang didedikasikan: TPA Koteka, TPA MP74, dan TPA MP38. Fasilitas ini beroperasi dengan kepatuhan ketat terhadap peraturan pemerintah Indonesia, memastikan pembuangan limbah yang tepat.
Penasaran tentang solusi limbah tambang? PT Freeport Indonesia telah secara inovatif mengubah limbah tambang menjadi produk ramah lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi akumulasi limbah tetapi juga mendukung ekonomi lokal.
Selanjutnya, upaya pemulihan energi mereka patut dicatat. Dengan mengonversi limbah menjadi sumber energi baru, mereka meningkatkan keberlanjutan praktik pengelolaan limbah mereka.
Kepatuhan terhadap peraturan lingkungan, seperti penilaian AMDAL, memastikan bahwa PT Freeport Indonesia terus memantau dan mengurangi dampak limbah pada ekosistem sekitarnya. Pendekatan komprehensif ini menegaskan komitmen mereka terhadap pengelolaan lingkungan di Papua, menyeimbangkan kebutuhan operasional dengan tanggung jawab ekologis.
Pemanfaatan Tailing Inovatif

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana operasi penambangan dapat mengubah tantangan lingkungan potensial menjadi peluang untuk pertumbuhan berkelanjutan? PT Freeport Indonesia melakukan hal tersebut melalui pemanfaatan tailing yang inovatif.
Dengan mendaur ulang 1,1 juta ton tailing, perusahaan ini mengubah apa yang bisa menjadi limbah menjadi sumber daya berharga untuk pengembangan infrastruktur di seluruh Papua. Menggunakan beton "sirsat", campuran yang hemat biaya, mereka telah mempelopori metode yang memenuhi standar kualitas ketat yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Bayangkan dampak dari pengiriman 4.000 ton tailing ini ke Merauke, dengan rencana untuk mengirimkan total 7.500 ton. Sebagai bagian dari inisiatif dua fase, material ini digunakan dalam berbagai proyek konstruksi, mulai dari gedung kantor pemerintah hingga terminal Bandara Mozes Kilangin dan jembatan di wilayah Mimika.
Setiap proyek berdiri sebagai bukti bagaimana tailing dapat berfungsi sebagai bahan agregat yang berkelanjutan, meningkatkan infrastruktur lokal.
Manajemen dan Reklamasi Tailing
Meskipun operasi penambangan sering menimbulkan kekhawatiran lingkungan, pendekatan PT Freeport Indonesia terhadap pengelolaan tailing dan reklamasi menawarkan alternatif yang menarik. Dengan memanfaatkan kembali 1,1 juta ton tailing menjadi beton "sirsat" untuk proyek infrastruktur, mereka mengatasi dampak operasional dan berkontribusi pada pembangunan lokal. Beton ini, sebagai solusi yang hemat biaya, memainkan peran penting dalam konstruksi yang ramah lingkungan.
Upaya reklamasi sejak 2013 telah difokuskan pada penanaman mangrove di muara Sungai Ajkwa. Ini tidak hanya membantu pembentukan lahan baru tetapi juga meningkatkan keanekaragaman hayati. Lebih dari 1.000 hektar telah direklamasi, mendukung habitat untuk lebih dari 500 spesies tanaman dan satwa liar yang beragam. Upaya semacam ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologi di daerah penambangan.
Inisiatif | Dampak |
---|---|
Beton Sirsat | Pengembangan infrastruktur |
Penanaman Mangrove | Pembentukan lahan, keanekaragaman |
Hektar Direklamasi | 1.000+ hektar dipulihkan |
Spesies Tanaman Didukung | 500+ spesies |
Tailing sebagai Pupuk | Mendukung ketahanan pangan |
Tailing telah diubah menjadi pupuk, memperkuat ketahanan pangan lokal. Penelitian berkelanjutan dengan institusi pertanian memastikan penggunaan lahan yang berkelanjutan, menyoroti dedikasi Freeport terhadap pengelolaan lingkungan. Bagaimana perusahaan tambang lain dapat mengadopsi strategi serupa untuk menyeimbangkan kebutuhan industri dengan pelestarian lingkungan?
Keanekaragaman Hayati dan Upaya Konservasi

PT Freeport Indonesia memiliki dedikasi terhadap keanekaragaman hayati dan upaya konservasi yang terbukti dari studi lingkungan yang telah berlangsung sejak 1994. Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana inisiatif ini berkontribusi pada keanekaragaman hayati Papua yang kaya? Salah satu pencapaian luar biasa termasuk penemuan spesies baru, seperti katak Litoria lubisi. Ini menyoroti komitmen perusahaan untuk memahami dan melestarikan jalinan ekologi unik di daerah tersebut.
Sejak 2006, Freeport secara aktif berpartisipasi dalam melestarikan flora dan fauna endemik. Tahukah Anda bahwa mereka telah berkolaborasi dengan badan pemerintah dan LSM untuk secara rutin melepaskan satwa liar yang dilindungi kembali ke habitat alami mereka? Pendekatan proaktif ini membantu menjaga keseimbangan ekologi dan mendukung pelestarian spesies.
Selain itu, reklamasi yang berhasil lebih dari 1.000 hektar tailing telah mengubah daerah-daerah ini menjadi habitat yang subur bagi lebih dari 500 spesies tanaman dan satwa liar yang beragam.
Kolaborasi Freeport dengan lembaga pertanian lokal adalah aspek menarik lainnya. Dengan meneliti penggunaan tailing dalam pertanian, mereka menunjukkan komitmen terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.
Kebijakan lingkungan mereka memprioritaskan pendokumentasian dan perlindungan keanekaragaman hayati di Papua. Jadi, bagaimana dedikasi yang berkelanjutan ini berdampak pada ekosistem lokal? Ini memastikan bahwa keindahan alam dan integritas ekologi Papua terus berkembang.
Pemantauan Lingkungan dan Kepatuhan
Sebagai bagian dari komitmen Freeport Indonesia terhadap keanekaragaman hayati Papua, memahami bagaimana pemantauan lingkungan dan kepatuhan berperan menjadi sangat penting. Sejak tahun 1997, Freeport telah mematuhi peraturan AMDAL 300K, memastikan bahwa operasi penambangan mereka dipantau secara sistematis. Namun, bagaimana inisiatif-inisiatif ini secara efektif mengurangi dampak lingkungan mereka? Anda mungkin penasaran tentang frekuensi dan lingkup penilaian mereka. Mereka melakukan evaluasi dua kali setahun yang berfokus pada zona-zona kritis, terutama Sungai Ajkwa, karena kekhawatiran aliran tailing. Pendekatan sistematis ini melibatkan pemeriksaan kualitas air, sedimen, elemen biologis, dan hidrologi.
Pada tahun 2013, upaya reklamasi dimulai, termasuk penanaman mangrove untuk mengatasi efek pembuangan tailing. Upaya ini bukan hanya tentang kepatuhan; mereka adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk mendukung keanekaragaman hayati lokal. Studi rinci, mulai dari hulu hingga hilir, membentuk tulang punggung dari inisiatif pemantauan ini. Mereka memberikan wawasan tentang bagaimana aktivitas penambangan mempengaruhi ekosistem lokal.
Berikut adalah ringkasan aspek pemantauan lingkungan mereka:
Aspek | Frekuensi/Rincian |
---|---|
Kualitas Air | Penilaian dua kali setahun |
Pemantauan Sedimen | Dilakukan di zona kritis |
Studi Biologis | Berfokus pada keanekaragaman hayati lokal |
Hidrologi | Dievaluasi dua kali setahun di area kunci |
Upaya Reklamasi | Termasuk penanaman mangrove sejak 2013 |
Apakah upaya-upaya ini membantu Freeport meminimalkan jejak operasionalnya sambil mendukung ekosistem Papua? Penelitian dan pemantauan yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa mereka melakukannya.
Inisiatif Dampak Komunitas dan Pendidikan

Banyak orang mungkin bertanya-tanya bagaimana dampak komunitas dan inisiatif pendidikan Freeport Indonesia berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Papua. Salah satu upaya signifikan melibatkan pembentukan program pendidikan lingkungan yang meningkatkan kesadaran di antara komunitas lokal. Program-program ini menargetkan tidak hanya karyawan dan pemangku kepentingan tetapi juga penduduk di daerah sekitarnya, mendorong pemahaman komunitas secara luas tentang praktik berkelanjutan dan upaya konservasi.
Freeport Indonesia mengambil peran aktif dalam melibatkan komunitas melalui acara-acara seperti Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dan Hari Kota Bersih. Acara-acara ini dirancang untuk mempromosikan kesadaran ekologis dan melibatkan komunitas dalam inisiatif lingkungan yang bermakna.
Dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah, mereka memastikan bahwa siswa di area operasional menerima dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan literasi lingkungan mereka, membangun fondasi untuk generasi mendatang.
Perusahaan juga berkolaborasi dengan penduduk lokal dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati, secara teratur melepaskan satwa liar yang dilindungi kembali ke habitat alami mereka. Ini tidak hanya mendukung ekosistem lokal tetapi juga memperkuat keterlibatan komunitas dalam pengelolaan lingkungan.
Selain itu, kemitraan dengan lembaga pertanian lokal memungkinkan penelitian tentang praktik berkelanjutan, seperti penggunaan tailing sebagai pupuk. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi di Papua, menunjukkan komitmen Freeport Indonesia terhadap kesejahteraan komunitas dan keberlanjutan.
Kesimpulan
Anda telah mengikuti tur kilat mengenai upaya monumental Freeport Indonesia untuk mengurangi jejak lingkungannya di Papua. Dengan mengubah gunung tailing menjadi infrastruktur emas dan memelihara keanekaragaman hayati seperti pahlawan super alam, Freeport mengubah tantangan menjadi peluang. Saat mereka memantau dan berinteraksi dengan masyarakat, Anda tidak bisa tidak bertanya-tanya: Dapatkah inisiatif ini mendefinisikan ulang penambangan berkelanjutan? Dengan perpaduan inovasi dan komitmen, Freeport mungkin saja sedang menulis buku panduan untuk praktik industri yang ramah lingkungan.
Lingkungan
Banjir Merendam Empat Distrik di Kabupaten Bandung, Ratusan Penduduk Mengungsi
Banjir dahsyat di Kabupaten Bandung memaksa ratusan orang untuk mengungsi, mengungkapkan kerentanan kritis dalam infrastruktur dan kesiapsiagaan komunitas yang memerlukan perhatian segera.

Apa yang terjadi ketika hujan lebat bertemu dengan infrastruktur yang rentan? Di Kabupaten Bandung, kami menyaksikan pertemuan yang tidak menguntungkan ini pada 15 Maret 2025, ketika hujan tanpa henti menyebabkan banjir besar di sembilan desa yang mencakup empat kecamatan: Bojongsoang, Dayeuhkolot, Rancaekek, dan Margaasih. Dalam hitungan jam saja, kenaikan tingkat air memaksa 237 keluarga—yang terdiri dari 551 individu—untuk mengungsi dari rumah mereka, menghadapi kedalaman air yang bervariasi antara 10 hingga 120 sentimeter. Peristiwa ini dengan tegas menyoroti pentingnya kesiapan menghadapi banjir dan ketahanan komunitas di hadapan bencana alam.
Dampak setelah banjir mengungkapkan sejauh mana kerusakan tersebut. Sebanyak 361 rumah terdampak, dan tiga jalan akses vital terendam, yang mempersulit upaya penyelamatan dan bantuan. Runtuhnya satu tanggul sungai tidak hanya menambah kesulitan kami tetapi juga memunculkan pertanyaan kritis mengenai kemampuan infrastruktur untuk bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem.
Saat kita merenungkan bencana ini, jelas bahwa ketergantungan kita pada sistem yang ada harus diiringi dengan pendekatan proaktif terhadap kesiapan menghadapi banjir.
Sebagai respons terhadap kekacauan, pusat evakuasi segera beraksi di masjid lokal dan pusat komunitas, menawarkan perlindungan dan dukungan bagi mereka yang terlantar. Mobilisasi cepat ini menggambarkan kekuatan ketahanan komunitas, saat tetangga bersatu untuk merawat satu sama lain di saat krisis.
Namun, fakta tetap ada: kita perlu melakukan lebih dari sekadar bereaksi. Kita perlu menumbuhkan budaya kesiapsiagaan yang memberdayakan setiap warga untuk membekali diri dengan kit bencana darurat dan strategi untuk bertahan hidup dalam kejadian banjir di masa depan.
Air banjir mulai surut pada 16 Maret, tetapi bahaya tidak menghilang dalam semalam. Otoritas mendesak warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan, menekankan bahwa keselamatan kolektif kita bergantung pada kesadaran dan kesiapsiagaan kita.
Ini adalah panggilan bangun bagi kita semua. Kita harus proaktif dalam memahami kerentanan kita dan mendorong perbaikan infrastruktur.
Saat kita menganalisis peristiwa di Kabupaten Bandung, kita harus bertanya pada diri sendiri: bagaimana kita dapat membangun komunitas yang lebih tangguh? Dengan memprioritaskan kesiapan menghadapi banjir, berinvestasi dalam perbaikan infrastruktur, dan memperkuat ikatan komunitas, kita tidak hanya dapat pulih dari bencana tetapi juga muncul lebih kuat.
Pada akhirnya, kebebasan untuk hidup aman dan nyaman di rumah kita bergantung pada upaya kolektif kita untuk bersiap menghadapi sifat lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Mari kita ambil kesempatan ini untuk belajar, berkembang, dan bertindak.
Lingkungan
Komitmen Komunitas dan Pemerintah untuk Melestarikan Lingkungan di KTT
Komitmen komunitas dan pemerintah untuk melestarikan lingkungan di KTT menunjukkan dedikasi mereka, tetapi strategi inovatif apa yang mereka gunakan untuk memastikan keberlanjutan?

Karena kita mengakui pentingnya area Puncak sebagai daerah tangkapan air yang vital untuk Sungai Ciliwung, jelas bahwa komunitas kita memainkan peran penting dalam melindungi sumber daya ini untuk generasi mendatang. Pelestarian tangkapan air ini bukan hanya masalah kepentingan lokal; ini fundamental untuk keseimbangan ekologis dan keberlanjutan wilayah kita. Dengan berpartisipasi dalam inisiatif komunitas yang bertujuan meningkatkan kesadaran lingkungan, kita dapat memastikan bahwa sumber daya vital ini terus berkembang.
Salah satu cara paling berdampak yang telah kita tunjukkan komitmen kita adalah melalui partisipasi aktif dalam acara penanaman pohon. Misalnya, acara yang diadakan pada tanggal 16 Januari 2025, mengumpulkan pejabat lokal dan anggota komunitas, menekankan tanggung jawab kolektif kita terhadap pelestarian lingkungan. Inisiatif seperti ini lebih dari sekedar menambahkan kehijauan; mereka mendidik kita tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan peran pohon dalam menjaga siklus air, yang secara langsung menguntungkan Sungai Ciliwung.
Lebih lanjut, keterlibatan komunitas lokal kita melampaui sekadar partisipasi dalam acara. Kami telah mengambil inisiatif untuk memulihkan keseimbangan ekologis dengan menanam kembali vegetasi asli dan mengelola area tangkapan air dengan efektif. Pendekatan praktis ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang lingkungan kita tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab di antara anggota komunitas. Penting bagi kita untuk mengakui bahwa setiap pohon yang kita tanam berkontribusi pada kesehatan keseluruhan ekosistem kita.
Kolaborasi dengan organisasi seperti PTPN I telah sangat membantu dalam mempromosikan praktik pengelolaan lahan yang bertanggung jawab. Bersama-sama, kita telah mengatasi masalah seperti penggunaan lahan ilegal, yang merupakan ancaman signifikan bagi lingkungan kita. Dengan bekerja bersama, kita tidak hanya mengadvokasi konservasi tetapi juga menetapkan preseden untuk pengembangan berkelanjutan. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa ketika kita menyatukan upaya kita, kita dapat mengatasi tantangan yang mungkin tampak tak teratasi.
Komitmen kita terhadap kesadaran lingkungan sangat penting untuk memastikan umur panjang sumber daya alam kita. Saat kita mendidik diri kita sendiri dan rekan-rekan kita tentang dampak dari tindakan kita, kita dapat mendorong lebih banyak anggota komunitas kita untuk bergabung dengan kita dalam inisiatif vital ini. Melalui lokakarya, kampanye informasi, dan proyek yang dipimpin komunitas, kita membangun budaya keberlanjutan yang memberdayakan semua orang untuk mengambil bagian dalam pengelolaan lingkungan kita.
Lingkungan
Dampak Positif Restorasi Lahan terhadap Ekosistem Lokal dan Pariwisata
Pemanfaatan kekuatan restorasi lahan dapat menghidupkan kembali ekosistem lokal dan meningkatkan pariwisata, tetapi perubahan transformasional apa yang menanti komunitas yang bersedia memulai perjalanan ini?

Restorasi lahan bukan hanya kebutuhan lingkungan; ini adalah katalis yang kuat untuk keanekaragaman hayati dan ekonomi lokal. Ketika kita secara aktif terlibat dalam memulihkan lahan yang terdegradasi, kita membuka berbagai manfaat yang melampaui sekedar estetika. Penelitian menunjukkan bahwa habitat yang dipulihkan dapat mendukung hingga 30% lebih banyak spesies dibandingkan dengan yang terdegradasi. Peningkatan keanekaragaman hayati ini memperkaya ekosistem kita, memastikan bahwa mereka berfungsi secara optimal dan terus menyediakan layanan ekosistem yang esensial.
Salah satu aspek paling menarik dari restorasi lahan adalah kemampuannya untuk meningkatkan layanan ekosistem, terutama penyimpanan karbon. Dengan meningkatkan kesehatan lanskap kita, kita tidak hanya berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim tetapi juga menciptakan lingkungan yang menarik bagi turis yang mencari pengalaman alam. Bayangkan potensi peningkatan ekonomi untuk komunitas lokal; proyeksi menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata di area yang dipulihkan ini bisa meningkatkan pendapatan bisnis lokal sebesar 462% pada tahun 2037. Ini bukan hanya angka—ini adalah jalur untuk merevitalisasi komunitas kita melalui peluang ekonomi berkelanjutan.
Lebih lanjut, ekosistem yang dipulihkan berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan ketersediaan air. Air yang bersih dan mudah diakses sangat penting tidak hanya untuk penduduk lokal tetapi juga untuk menarik wisatawan ekologi. Wisatawan ini semakin mencari destinasi yang mengutamakan kelestarian lingkungan, dan dengan terlibat dalam restorasi lahan, kita menempatkan diri kita sebagai pemimpin di sektor ekowisata. Ini adalah situasi menang-menang di mana alam berkembang, dan komunitas berkembang.
Namun, kesuksesan ini tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan komunitas yang berarti. Ketika kita melibatkan penduduk lokal dalam inisiatif restorasi lahan, kita menumbuhkan rasa kepemilikan dan kebanggaan. Keterlibatan ini mengarah pada praktik pariwisata yang berkelanjutan yang tidak hanya melestarikan warisan budaya kita tetapi juga mendorong kesadaran lingkungan. Saat penduduk lokal terlibat dalam upaya ini, mereka menjadi duta untuk wilayah mereka, berbagi cerita mereka dan pentingnya lanskap yang dipulihkan kepada pengunjung.
Melalui kolaborasi dan visi bersama, kita dapat menciptakan masa depan di mana restorasi lahan menjadi dasar untuk ekosistem yang berkembang dan ekonomi lokal yang kuat. Fokus harus tetap pada praktik berkelanjutan yang sejalan dengan keinginan audiens yang mencari kebebasan; kita semua ingin hidup selaras dengan alam sambil menikmati buah dari pekerjaan kita.
Mengadopsi restorasi lahan bukan hanya imperatif ekologis; ini adalah perjalanan transformasional menuju masa depan yang makmur dan berkelanjutan bagi semua yang terlibat. Mari kita ambil langkah bersama itu.
-
Uncategorized2 bulan ago
Pembunuh Satpam di Bogor Memberikan Rp 5 Juta untuk Menyuruh Saksi Diam
-
Olahraga2 bulan ago
Tim Nasional Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026? Ini yang Perlu Anda Ketahui
-
Kesehatan2 bulan ago
Manfaat dan Risiko Penggunaan Daun Kratom yang Perlu Anda Ketahui
-
Olahraga2 bulan ago
Kesalahan Onana, Brighton Amankan 3 Poin dari MU di Old Trafford
-
Politik2 bulan ago
Trump Dilaporkan Ingin Memindahkan 2 Juta Penduduk Gaza ke Indonesia, Apa Implikasinya?
-
Tradisi3 bulan ago
Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Tradisi Papua
-
Politik2 bulan ago
Kejaksaan Agung Menangkap Buronan Tom Lembong dalam Kasus Impor Gula
-
Lingkungan2 bulan ago
Hadi Tjahjanto Mengungkap Fakta Tentang SHGB Pesisir Tangerang